Mimpi Dua Puluh Tahun
***
Kepada Yang Terhormat:
Prof. Dr. Djohar Arifin Husin
Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Periode 2011-2014
Pak Djohar, mari kita merenung sejenak tentang “belum tiba waktunya” timnas sepakbola kita meraih jawara Asia Tenggara.
Pantaskah kita juara?
Jika timnas hanya dipersiapkan tiga bulan. Bandingkan dengan Harimau Malaya yang sudah disiapkan dua tahun yang lalu.
Pantaskah kita juara?
Jika ujicoba internasional hanya satu kali. Itupun melawan negeri pecahan: Timor Leste. Tengoklah Malaysia yang berani meladeni MU dan Chelsea.
Pantaskah kita juara?
Jika pengurus sepakbola negeri ini terus-menerus berkutat dalam konflik kepentingan tak kunjung usai. Lalu kapan ngurus bolanya?
Pantaskah kita juara?
Jika untuk masuk stadion saja, para suporter harus meregang nyawa. Padahal mereka rela membayar berapapun harga tiketnya.
Pantaskah kita juara?
Jika kualitas rumput SUGBK jauh lebih buruk dari lapangan bola di pelosok Jepara dan Jayapura sana. Saya yakin, Bung Karno akan sedih melihat Senayan tidak lebih baik daripada ketika dibangun lima puluh tahun yang lalu. Ingat, stadion itu adalah salah satu hadiah beliau untuk menyemangati rakyat negeri ini agar setara dengan bangsa-bangsa lain.
Coba bayangkan, dengan segala kekurangan itu saja, kita mampu meraih perak. Apalagi jika kekurangan-kekurangan itu kita perbaiki di masa depan. Tembus pentas dunia pun kita bisa.
Ah, sudahlah…
Tidak ada alasan untuk menyalahkan siapapun.
Tidak ada alasan untuk mengumpati Dewi Fortuna.
Akhirnya,
Mari kita bermimpi lagi.
Entah untuk berapa tahun lagi…
***
Segaran, 25 November 2011