Bagaimana Cara Mereka Belajar?


***

Literatur sejarah mendokumentasikan dengan baik perjalanan kehidupan para ilmuwan terdahulu. Satu hal yang patut dicermati adalah kemampuan ilmuwan-ilmuwan tersebut dalam menguasai suatu bidang keilmuan. Tidak hanya satu bidang, rata-rata ilmuwan-ilmuwan salaf tersebut mempunyai kompetensi dalam beberapa bidang sekaligus. Kompetensi multidisipliner tersebut tidak hanya mereka kuasai menggunakan kaidah “banyak tapi sedikit”, alias mengetahui banyak hal meskipun tidak komprehensif. Namun, mereka menguasai banyak hal sekaligus.


Mereka bukanlah generalis. Mereka adalah spesialis dalam banyak bidang. Bukan hanya spesialis dalam satu bidang. Inilah yang menjadi pertanyaan orang-orang masa kini. Dengan teknologi, fasilitas, dan iklim pengetahuan yang jauh jika dibandingkan dengan saat ini, kita jadi bertanya-tanya, “Bagaimana cara mereka belajar?”

Saat ini pun, dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, rasanya sulit untuk menemui orang-orang dengan kemampuan seperti ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Bahkan zaman sekarang ini adalah kebalikan dari zaman lampau itu. Zaman ini adalah suatu masa di mana seseorang akan sangat dihargai karena spesialisasinya. Orang-orang zaman ini, kebanyakan, hanya menguasai satu bidang saja.

Rasanya, jumlah jam dalam sehari sejak dulu tidak pernah berubah. Tentunya manusia pertama di muka bumi juga menghabiskan dua puluh empat jam sehari semalam, sama dengan waktu yang kita habiskan sekarang ini.

Apakah paradoks ini dapat dikatakan sebuah kemunduran? Sebuah penurunan kualitas makhluk bernama manusia?

***
Segaran, 8 September 2012

Postingan Populer

Alas Tidur Nabi

Keluarga sebagai Akar Peradaban

Menggabungkan Beberapa File PDF Menjadi Satu

Repot*)

Gunungtawang (Jilid 7)

Segalanya Akan Kembali Kepada-NYA

Menelusuri Jejak Bung Karno: Bandung (1)

Siklus 700 Tahun

Akhbaruz Zaman