Garuda Asing
***
Saya tidak bisa
membayangkan seperti apakah euforia bangsa ini jika Indonesia mampu
menembus Piala Dunia. Lha wong dengan tampil di Piala AFF saja sudah
sedemikian gegap gempitanya masyarakat pecinta bola tanah air. Belum
pernah pemberitaan terhadap Tim Nasional kita membanjiri berbagai
media massa tanah air. Kini hampir setiap hari tivi-tivi kita selalu
meng-update info terkini seputar para punggawa Timnas. Bahkan
dua stasiun tivi berita nasional saling berlomba untuk membedah
kekuatan timnas dan lawannya dalam sebuah diskusi. Padahal dalam
hari-hari biasa, acara diskusi tersebut selalu diisi dengan
pembahasan tentang silang sengkarut dunia perpolitikan negeri ini.
Nah, atmosfir ini
seakan-akan mengulang suasana serupa pada tahun 2007 yang lalu.
Sedikit kilas balik beberapa tahun silam ketika Piala Asia dihelat di
Jakarta, waktu itu Tim Nasional kita selalu menjadi bahan pembicaraan
di mana-mana. Meskipun gagal ke perempat final, namun penampilan kita
dapat dikatakan membanggakan: menyikat Bahrain 2-1, “hanya” kalah
1-2 lawan Arab Saudi setelah “dikerjai” wasit, dan kalah tipis
oleh Korea Selatan, 0-1.
Namun ada yang berbeda
dalam penampilan Tim Nasional kali ini. Apalagi kalau bukan dua orang
wajah baru penghuni skuad Merah Putih: Christian Gonzales dan Irfan
Bachdim. Dua nama baru yang berkat adanya mekanisme naturalisasi bisa
memperkuat negara yang notabene bukan tanah air mereka. Sontak,
keduanya langsung menjadi buah bibir di negeri ini. Maklum, baru kali
inilah dalam sejarahnya, Indonesia menggunakan mekanisme
naturalisasi. Semoga ini bukanlah “kesengajaan” dari PSSI untuk
mencari jalan pintas demi sebuah prestasi.
***
Segaran, Januari 2011
*) Penulis adalah pemerhati sepakbola, tinggal di Semarang.