Tak Satupun Kita Tak Pernah Jatuh

***

Dulu, ketika pertama kali kita belajar berjalan, kita pasti pernah terjatuh.

Tidak mungkin tidak.

Pasti. Kita semua pernah jatuh.

Sakit? Tentu. Menangis itulah tandanya sakit.

Tapi, apa yang orangtua kita lakukan dan katakan pada kita ketika melihat kita jatuh saat kita belajar berjalan?

Tidak. Mereka tidak melarang kita untuk belajar berjalan.

Bahkan mereka, dengan penuh semangat, menegakkan kembali tubuh kita. Kembali menuntun kita untuk kemudian melepaskan kita berjalan lagi.

Mereka, dengan penuh kasih, mengatakan kalimat-kalimat motivasi yang tentunya belum kita mengerti. Kalimat-kalimat yang membesarkan hati kita. Bahwa potensi anugerah Tuhan dalam diri kita harus dibangunkan. Bahwa segala sesuatu adalah dimulai dari nol. Mulai dari tidak bisa apa-apa. Mulai dari tidak tahu apa-apa.

Dan, ini yang penting, bahwa terjatuh bukanlah akhir dari segalanya. Justru, terjatuh adalah awal dari segalanya. Terjatuhlah yang membuat kita bisa berjalan. Bahkan akhirnya kita bisa berlari.

Orangtua kita, apapun pendidikannya, adalah motivator pertama kita, yang mengajarkan bahwa: tidak ada hal lain yang harus kita lakukan saat terjatuh kecuali bangkit.

***

Segaran, Bakda Jum’atan
24012014

Postingan Populer

Alas Tidur Nabi

Keluarga sebagai Akar Peradaban

Menggabungkan Beberapa File PDF Menjadi Satu

Repot*)

Gunungtawang (Jilid 7)

Segalanya Akan Kembali Kepada-NYA

Menelusuri Jejak Bung Karno: Bandung (1)

Siklus 700 Tahun

Akhbaruz Zaman