Merayu Tuhan

***

Wahai Tuhan, ku tak layak ke surga-Mu
Namun, tak pula aku sanggup ke neraka-Mu

***

Potongan syair yang aslinya berbahasa Arab tersebut menggunakan kata FIRDAUS untuk menyebut surga.

Konon, syair tersebut digubah oleh Abu Nuwas (Abu Nawas), seorang “sufi” yang hidup semasa dengan Sultan Harun al-Rasyid. Sebagai sufi sekalipun, Abu Nawas merasa tidak pantas menikmati taman surga-Nya. Namun ia juga merasa tidak aman dari sengatan panas neraka-Nya, karena menurut riwayat, ianya juga seorang pemabuk.

Seperti diriwayatkan, bahwa surga terbagi dalam beberapa tingkatan. Tentunya selain Firdaus masih ada surga-surga yang lain. Inilah cerdiknya Abu Nawas. Tak dapat Firdaus pun tak apalah, yang penting tetap masuk surga. Toh, masuk surga yang paling rendah pun sudah karunia yang luar biasa.

Abu Nawas memang lihai. Diksi yang digunakannya dalam syair itu membuktikan kemampuannya “merayu” Tuhan. Secara tidak langsung, beliau memohon agar digolongkan sebagai ahli surga, meskipun bukan di tingkat Firdaus.

Akhirnya,

Marilah mengakui kelemahan kita di hadapan Yang Maha Memberi Kekuatan.

Marilah mengakui ketaklayakan kita masuk surga.

Marilah mengakui ketaksanggupan kita masuk neraka.

***
Segaran, Januari – Juli 2014

Postingan Populer

Alas Tidur Nabi

Keluarga sebagai Akar Peradaban

Menggabungkan Beberapa File PDF Menjadi Satu

Repot*)

Gunungtawang (Jilid 7)

Segalanya Akan Kembali Kepada-NYA

Menelusuri Jejak Bung Karno: Bandung (1)

Siklus 700 Tahun

Akhbaruz Zaman