Safitri
***
Obrolan hangat dengan seorang
gadis,
pada suatu senja,
di atas kereta
Semarang-Jakarta...
***
“Saya
turun di Jatinegara atau Manggarai saja mas kalau bisa... Kalau memang harus ke
Gambir ya pulangnya naik gojek atau taksi... Kos-kosan saya di Salemba itu
nanggung... Dekat ke mana-mana tapi jarang ada angkutan umumnya... Jadi kalau tidak
naik taksi, ya gojek... Kalaupun naik busway nanti muter-muter, apalagi kalau
naik angkot, masih harus masuk ke gang lagi agak jauh....”
Urai Safitri menjawab rasa
penasaranku mengenai tempat tujuannya selepas turun dari kereta nanti.
Seketika sifat kuriositas
mendorongku bertanya lebih jauh lagi, untuk kemudian langsung kusambut dengan
rasa penasaran yang lain,
“Oh,
kosmu di Salemba? Salemba-nya mana tho? Sama halte Carolus dekat gak?”
“Dekat...,”
Jawabnya singkat.
Kuhela nafas sejenak. Kutengok
jam pemberian kakak yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Limabelas
menit selepas dari Stasiun Pemalang. Bilangan waktu yang sama pula kereta ini
akan sampai di Stasiun Tegal. Kubuang pandanganku ke luar jendela kuda besi.
Menembus ruang dan waktu. Membongkar ingatan. Mengulik kenangan yang
berkelindan dengan ayah, rumah, dan masa kecilku.
“Carolus...
Jadi ingat lagunya Rani, Berpisah di Saint Carolus... Bapak saya waktu saya
kecil sering memutarnya kalau di rumah... Sekarang, belasan tahun sesudahnya,
saya bisa melihat sendiri Saint Carolus... Oh iya, satu lagi lagunya Rani yang
Bapak saya suka, saya juga suka, Gang Kelinci... Saya masih penasaran di mana
letak Gang Kelinci yang dimaksud lagu itu....”
Ceritaku pada Safitri.
Tak mau kalah dengan cerita dan
kenanganku, gadis itu kemudian balas menumpahkan buah pikir dan memorinya
tentang topik yang sedang kami obrolkan, yang ternyata juga berkelindan dengan
ayah, rumah, dan kenangan masa kecilnya.
Kata Safitri,
“Gang
Kelinci katanya ada di Pasar Baru mas... Jakarta Pusat... Ini baru katanya sih,
saya juga belum pernah ke Pasar Baru... Di sana ada bakmi enak, Bakmi Gang
Kelinci... Itu lagu kayaknya juga sering saya dengar di radio pas saya masih
kecil, masih SD atau TK gitu... Kalau malam-malam, pas saya belajar sama
Bapak...”
“Waaah...
Kenangannya kok sama....”
Jawabku sambil terbengong-bengong
menatap lorong kereta yang berderak-derak dan sesekali berdecit.
***
Berpisah
di Saint Carolus adalah salah satu lagu lawas yang
dinyanyikan ulang dan juga dijadikan judul albumnya Rani. Pertama kali
mendengarnya, saya sempat mengira Saint Carolus adalah nama sebuah gereja. Ternyata
dugaan saya keliru.
Ia adalah nama sebuah rumah sakit di
bilangan Salemba, Jakarta Pusat. Hal ini pun baru saya ketahui dari berita di
media massa setelah bertahun-tahun lamanya.
***
Sejak mendapatkan kepastian panggilan
kerja di ibukota, entah mengapa saya sering memutar albumnya Rani dari
pemutar CD kesayangan ayah yang berada di kamarku. Dan, dari sekian lagu yang
ada di album tersebut, hanya dua yang saya
tunggu-tunggu: Gang Kelinci dan Berpisah di Saint Carolus. Bahkan, dua
lagu tersebut seringkali kuputar lagi berkali-kali setelah selesai
diperdengarkan. Mungkin, karena saya merasa
bahwa sebentar lagi akan sampai ke kota di mana kedua tempat itu
berada. Tempat
yang pada awalnya hanya kami ketahui dari sebuah lagu.
***
Tentang Safitri, selain dua lagu
tadi, kami mempunyai beberapa kesamaan: penggemar literasi, penyayang kucing,
dan menyukai grup
band yang sama. Tutur,
pekerti,
dan tulisannya sama dengan wajahnya, cantik... Semoga ianya senantiasa dalam lindungan-NYA.
Senang bisa mengenalnya...
***